Lampung Barat -Penurunan hasil produksi padi di Kabupaten Lampung Barat disebabkan belum optimalnya pembangunan infrastruktur Irigasi. Hal ini dikatakan Plh. Sekda Lampung Barat Drs. Ismet Inoni, saat panen raya padi tepatnya di Pekon Bandar Agung, kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kamis (26/9/24).
Menurut Ismet, salah satu kawasan pertanian sawah potensial di kabupaten Lampung Barat berada di dua kecamatan, yaitu kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh dengan potensi lahan baku sawah seluas 3.873,35 ha.
Namun, dalam perkembangan pertanian khususnya tanaman padi di kecamatan Suoh dan BNS mengalami penurunan dari segi produktifitasnya.
“Pada tahun 2023, hasil padi di dua kecamatan tersebut mencapai angka 83.981 ton, dimana mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar 91.266 ton,” ungkap Plh. Sekda Lambar.
Ismet juga menyebut, permasalahan itu disebabkan akibat pembangunan irigasi yang dinilai belum optimal. Pasalnya, dari luas baku lahan sawah yang ada hanya dapat terlayani sekitar 1.021 ha. “Meski ketersedian air baku melimpah, akan tetapi rawan terhadap bencana banjir dan perubahan iklim,” terang Ismet Inoni, saat membacakan sambutan tertulis Pj. Bupati Lampung Barat Drs. Nukman.
Selain itu, rendahnya peningkatan produksi, produktivitas, dan pemasaran sehingga sebagian besar hasil produksi padi dijual dalam bentuk gabah. Tentu dengan hadirnya pihak Kementerian Pertanian RI, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat berharap persoalan tersebut dapat teratasi.
“Dengan Kehadiran jajaran dari Kementerian Pertanian, tentunya memberikan semangat baru dan antusias bagi kami masyarakat Bandar Negeri Suoh untuk dapat meningkatkan prodiktivitas tanaman padi di masa yang akan datang,” harapnya.
Dikesempatan yang sama, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian Dr. Prayudi Syamsuri, mengatakan, jika kecamatan Bandar Negeri Suoh dan Kecamatan Suoh memiliki potensi alam yang luar biasa.
Prayudi menilai, lahan yang ada di kecamatan tersebut sangat subur sehingga dapat menghasilkan sumber daya pertanian dan perkebunan yang melimpah jika dikelola secara maksimal.
Prayudi juga mengatakan, kecamatan Bandar Negeri Suoh dan Suoh memiliki potensi wisata serta panas bumi geotermal yang tidak dimiliki daerah lain. “Pertama yang harus kita syukuri adalah, kita mendapat negeri subur makmur,” ujarnya.
Selain itu Prayudi Syamsuri menyatakan Provinsi Lampung merupakan lumbung padi terbesar nomor satu di Sumatera dan satu di antara kabupaten penyumbang padi terbesarnya ialah kabupaten Lampung Barat.
Selain padi, kabupaten Lampung Barat juga menjadi sumber penyumbang eksportir komoditas kopi dan kakao hingga ke mancanegara. “Terkait perkebunan, kopi dan kakao sudah mencapai internasional yang langsung diekspor dari Lampung,” jelasnya.
Di tahun 2024 ini Kementerian Pertanian sudah menyalurkan bantuan sejumlah alat pertanian, mulai dari pompa air, pompa irigasi dan handtraktor yang diberikan kepada kelompok tani. “Bantuan dari Kementan sudah sampai ke petani, ada 118 unit pompa air, pompa irigasi 21 unit dan juga 20 unit handtraktor,” jelasnya.
Selanjutnya ia mengatakan jika ke depan pihaknya akan menambah alat-alat pertanian yang saat ini masih diupayakan dalam segi penganggaran.
“Tahun depan kita memiliki pemimpin baru dan visi dari pemimpin kita Pak Probowo terkait ketahanan pangan, beliau menjanjikan akan menganggarkan untuk alat pertanian berkali lipat dari anggaran sekarang,” pungkasnya.
Sekedar informasi, Panen raya itu dihadiri Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementan RI Dr. Prayudi Syamsuri, SP., M.Si., yang didampingi Plh. Sekda Lampung Barat Drs. Ismet Inoni, Ketua DPRD Lampung Barat Sri Nurwijayanti dan anggota, Ketua Pepadi Lampung, Direktur BUMD Pesagi Mandiri serta para kelompok tani. (*)
Komentar