LAMPUNG BARAT-Bupati Lampung Barat Hi. Parosil Mabsus secara resmi mencanangkan program Modernisasi Pertanian dikabupaten setempat. Hal tersebut disampaikan nya saat menghadiri acara panen raya padi di kecamatan Kebun Tebu, Jum’at (23/5/25).
Tampak hadir dalam acara itu, Kepala BPMP Kementerian Pertanian RI Perwakilan Lampung, Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, akademisi dari Unila dan Polinela, serta petani setempat.
“Para petani adalah penjaga NKRI. Kita tidak akan bisa berdiri kuat dan cerdas sekolah kalau tidak karena hasil kerja keras mereka,” ungkap Parosil.
Kecamatan Kebun Tebu, dengan luas sawah 932,5 hektare, tercatat sebagai sentra pertanian keempat terbesar di Lampung Barat. Produktivitas gabah kering panen (GKP) sebelumnya berada di kisaran 4-5,5 ton per hektare.
Namun, dengan penerapan alat pertanian modern seperti combine harvester, hand tractor, dan transplanter, angka itu melonjak menjadi 6 ton per hektare tahun ini.
“Ini adalah langkah kita memperkenalkan mekanisasi pertanian. Teknologi bukan hanya soal efisiensi, tapi juga untuk membuka cakrawala berpikir kita. Dulu satu tahun hanya bisa panen dua kali, kini dengan modernisasi, bisa sampai tiga kali panen,” jelasnya.
Terkait hal itu, pemerintah daerah menyiapkan skema kontrak farming atau (kontrak tani) yang akan melibatkan BUMD dan perbankan sebagai penyedia modal dan sarana produksi pertanian (saprodi). Petani akan didampingi oleh akademisi pertanian dan hasil panen akan diserap langsung oleh BUMD dan Bulog.
“Modernisasi ini diharapkan mampu meningkatkan indeks tanaman padi dengan produktivitas hingga 6–7 ton/ha, menghasilkan beras berkualitas premium asli Lampung Barat,” tutur Bupati Lambar.
Tahap awal, program dimaksud akan difokuskan pada lahan seluas 200 hektare di kawasan Sawah Lega sebagai percontohan.
Sekedar informasi, Lampung Barat memiliki lahan pertanian seluas 9.811,5 hektare dan produksi gabah kering mencapai 58.181 ton/tahun. (*)
Komentar